Malam ini bisu. Namun tidak untukku. Ditengah rimbun pepohonan, aku ingin berteriak sekeras mungkin, sekencang mungkin. Sekeras gema membahana di seluruh pelosok hutan ini. Aku ingin melepas semua beban yang ku pikul. Aku ingin melenyapkan sesak yang terus mendera ulu nadiku. Aku ingin beban ini beranjak dari hidupku.
Aku berteriak, sekeras raungan yang mebahana di balik bukit itu. Aku ingin semua mendengar dengan jelas. Aku bukan pecundang. Aku bukan hanya seonggok daging yang diberi nama. Aku punya makna. Bahkan sampai habis tinta pun mereka tak kan mampu menulis semua tentangku. Aku nyata. Aku ada. Dan aku punya makna. AKU PUNYA MAKNA.
Teriakku kini tanpa suara,tersekat. Pita suaraku telah punah. Mungkin karena terlalu lama meraung. Hatiku ngilu. Pedih dan perih. Siapa yang tau lukaku separah ini. Siapa tuanmu wahai luka, kembalilah kepadanya. Gila, aku terjatuh. Tersungkur untuk kesekian kalinya. Teriakan tanpa suara itu semakin menyiksaku. Membuatku semakin sesak dan pilu. Kali ini lebih sakit. Aku terjatuh sangat tinggi.
Jangan tertawakan aku wahai kelam. Gelapmu hanya menambah suram malamku. Dan kau angin, berhentilah mencibirku, kau hanya membuatku semakin menggigil. Enyahlah sebelum kelam semakin pekat.
find me here @yuliaa_august